Minggu, 24 Juli 2016

PUISI



Dibalik Kulminasi Kemenangan
Oleh
Dwi Rizka Purwarini

Seulas angin mengendus permukaan wajah yang basah
jatuh dari ujung rambut dan mengalir melewati pelipis
guyuran air terus membasuh sisa-sisa kotor
yang selanjutnya, menyucikan seluruhnya

Beribu-ribu putih mengerubungi kemegahan rumah-Mu
dengan hati mengharu
akan perjumpaan serta  perpisahan,
orang-orang terus mengumandangkan nama-Mu
yang menggema keseluruh penjuru negri
dari senja datang sampai fajar menjemput

Tapi, apakah kemenangan sesungguhnya bagimu?
Katanya mereka-mereka yang melewati kemenangan
Akan terlahir kembali dengan jiwa-jiwa yang suci
Sudahkah begitu?

Dibalik kulminasi kemenangan
tersimpan isyarat makna yang tak sekadarnya
Dibalik kulminasi kemenangan
bukan apa yang dipakai, yang  di makan, yang diberi, yang diterima
Namun,
sudahkah belajar dari apa yang dipelajari
sudahkah melakukan apa yang seharusnya dilakukan
sudahkah menahan dari apa yang seharusnya  ditahan
Bukannya setelah berpisah maka lupa segalanya
siapa tau entah esok atau kapan, tak akan datang lagi kemenangan-kemenangan yang serupa

Dibalik kulminasi kemenagan
Sudahkah memaafkan dengan hati  bukan sekadar bibir yang berbunyi



Tidak ada komentar:

Posting Komentar