Dibalik
Kulminasi Kemenangan
Oleh
Dwi
Rizka Purwarini
Seulas
angin mengendus permukaan wajah yang basah
jatuh
dari ujung rambut dan mengalir melewati pelipis
guyuran
air terus membasuh sisa-sisa kotor
yang
selanjutnya, menyucikan seluruhnya
Beribu-ribu
putih mengerubungi kemegahan rumah-Mu
dengan
hati mengharu
akan
perjumpaan serta perpisahan,
orang-orang
terus mengumandangkan nama-Mu
yang
menggema keseluruh penjuru negri
dari
senja datang sampai fajar menjemput
Tapi,
apakah kemenangan sesungguhnya bagimu?
Katanya
mereka-mereka yang melewati kemenangan
Akan
terlahir kembali dengan jiwa-jiwa yang suci
Sudahkah
begitu?
Dibalik
kulminasi kemenangan
tersimpan
isyarat makna yang tak sekadarnya
Dibalik
kulminasi kemenangan
bukan
apa yang dipakai, yang di makan, yang diberi,
yang diterima
Namun,
sudahkah
belajar dari apa yang dipelajari
sudahkah
melakukan apa yang seharusnya dilakukan
sudahkah
menahan dari apa yang seharusnya ditahan
Bukannya
setelah berpisah maka lupa segalanya
siapa
tau entah esok atau kapan, tak akan datang lagi kemenangan-kemenangan yang
serupa
Dibalik
kulminasi kemenagan
Sudahkah
memaafkan dengan hati bukan sekadar bibir
yang berbunyi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar