Mengapresiasi Puisi Karya Sri Wahyuningsih
Ronggeng
Keramat
Terlihat dari
lorong kehidupan nan jauh
Terlindung
pepohonan rindang
Yang setiap saat
daunnya bernyanyi merdu
Karena diterpa
angin yang berlarian kian kemari
Diujung lorong
yang terang itu
Tampak sebuah
bayangan yang tak asing di mata
Terlihat pemuda
gagng berdiri di atas batu licin
Menyaksikan
intermezo pemandangan indah
Kibasan rambut
yang mengajak menari
Lantunan suara
nan merdu
Bagai banbu yang
diisi angin pagi
Meneduhkan mata
yang memandangnya
Namun semuanya
harus sisrna seketika
Kala mereka
adalah........
Penari Ronggeng
Keramat
Puisi “Ronggeng
Keramat” pada bait pertama puisi tersebut menceritakan tentang adanya
sebuah desa terpencil yang berada dipelosok daerah (Terlihat dari lorong kehidupan nan jauh). Desa itu masih sangat
asri dan sejuk karena masih banyak pohon-pohon yang tumbuh di desa tersebut.
Hal ini terlihar di baris kedua sampai ke-empat puisi (Terlindung pepohonan rindang. Yang setiap saat daunnya bernyanyi
merdu. Karena diterpa angin yang berlarian kian kemari).
Bait kedua puisi tersebut menggambarkan ada seorang
laki-laki dari kota yang sedang memnikmati pemandangan yang terdapat oleh desa
tersebut. Laki-laki itu di gambarkan sebagai laki-laki yang kaya, tampan, dan
juga sangat berkuasa. Hal ini dapat dilihat pada baaris 2-3 (Tampak sebuah bayangan yang tak asing di
mata. Terlihat pemuda gagah berdiri di atas batu licin).
Bait ketiga dan keempat, meneruskan cerita dari bait
kedua tentang pemandangan yang dilihat oleh laki-laki yang datang dari kota ke
desa tersebut. Pemandangan yang dimaksud adalah sebuah pertunjukan tarian dan
nyanyian yang dimainkan oleh seorang gadis yang berparas cantik. Dan siapapun
yang melihatnya akan terpesona dan ikut menari bersamanya. Penari tersebut
biasanya dipanggil ronggeng. Desa tersebut bernama keramat. Jadi ronggeng yang
menari di desa tersebut bernama ronggeng keramat.
Kala Mentari Tersenyum
Tatapan mata sayu
yang kosong itu
Menandakan air
mata yang kini mulai kering
Detak jantung
yang mulai melemah
Menandakan
kehidupan mulai sirna
Walaupun tak ada
buih yang mengalir dimata
Namun keosongan
hati tetap terlihat
Sang mega kini
telah menampakkan dirinya
Berharap takdir
akan berganti
Seiring berlalu
kesedihan ini
Suara yang
beradu dengan tiupan angin
Membawa suasana
yang berbeda
Melati..........................
Suara yng
menggema di seluruh pelosok dukuh
Kesedihan yang
terus berlalu
Kini berubah
menjadi senyuman manis di bibir
Puisi yang berjudul “Kala Mentari Tersenyum” ini
menceriatakan tentang berakhirnya sebuah penderitaan yang selama ini
menyelimuti hati dan perasaan orang di dalam puisi tersebut. Di puisi tersebut
di gamabrkan betapa sepi hati yang selama ini di rasakan. Bahkan air mata pun
tak dapat membendung kesedihan dan rasa sakit di hati. Namun, pada akhirnya
dalam puisi tersebut bercerita kesedihan yang kini mulai hilang tergantikan
denga kebahagiaan yang menyinari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar