Senin, 04 April 2016

Mengapresiasi Puisi Teman


Mengapresiasi Puisi Karya Sri Wahyuningsih

Ronggeng Keramat
Terlihat dari lorong kehidupan nan jauh
Terlindung pepohonan rindang
Yang setiap saat daunnya bernyanyi merdu
Karena diterpa angin yang berlarian kian kemari

Diujung lorong yang terang itu
Tampak sebuah bayangan yang tak asing di mata
Terlihat pemuda gagng berdiri di atas batu licin
Menyaksikan intermezo pemandangan indah

Kibasan rambut yang mengajak menari
Lantunan suara nan merdu
Bagai banbu yang diisi angin pagi
Meneduhkan mata yang memandangnya

Namun semuanya harus sisrna seketika
Kala mereka adalah........
Penari Ronggeng Keramat

Puisi “Ronggeng Keramat” pada bait pertama puisi tersebut menceritakan tentang adanya sebuah desa terpencil yang berada dipelosok daerah (Terlihat dari lorong kehidupan nan jauh). Desa itu masih sangat asri dan sejuk karena masih banyak pohon-pohon yang tumbuh di desa tersebut. Hal ini terlihar di baris kedua sampai ke-empat puisi (Terlindung pepohonan rindang. Yang setiap saat daunnya bernyanyi merdu. Karena diterpa angin yang berlarian kian kemari).
Bait kedua puisi tersebut menggambarkan ada seorang laki-laki dari kota yang sedang memnikmati pemandangan yang terdapat oleh desa tersebut. Laki-laki itu di gambarkan sebagai laki-laki yang kaya, tampan, dan juga sangat berkuasa. Hal ini dapat dilihat pada baaris 2-3 (Tampak sebuah bayangan yang tak asing di mata. Terlihat pemuda gagah berdiri di atas batu licin).
Bait ketiga dan keempat, meneruskan cerita dari bait kedua tentang pemandangan yang dilihat oleh laki-laki yang datang dari kota ke desa tersebut. Pemandangan yang dimaksud adalah sebuah pertunjukan tarian dan nyanyian yang dimainkan oleh seorang gadis yang berparas cantik. Dan siapapun yang melihatnya akan terpesona dan ikut menari bersamanya. Penari tersebut biasanya dipanggil ronggeng. Desa tersebut bernama keramat. Jadi ronggeng yang menari di desa tersebut bernama ronggeng keramat.
  

Kala Mentari Tersenyum

Tatapan mata sayu yang kosong itu
Menandakan air mata yang kini mulai kering
Detak jantung yang mulai melemah
Menandakan kehidupan mulai sirna

Walaupun tak ada buih yang mengalir dimata
Namun keosongan hati tetap terlihat

Sang mega kini telah menampakkan dirinya
Berharap takdir akan berganti
Seiring berlalu kesedihan ini

Suara yang beradu dengan tiupan angin
Membawa suasana yang berbeda
Melati..........................
Suara yng menggema di seluruh pelosok dukuh

Kesedihan yang terus berlalu
Kini berubah menjadi senyuman manis di bibir

Puisi yang berjudul “Kala Mentari Tersenyum” ini menceriatakan tentang berakhirnya sebuah penderitaan yang selama ini menyelimuti hati dan perasaan orang di dalam puisi tersebut. Di puisi tersebut di gamabrkan betapa sepi hati yang selama ini di rasakan. Bahkan air mata pun tak dapat membendung kesedihan dan rasa sakit di hati. Namun, pada akhirnya dalam puisi tersebut bercerita kesedihan yang kini mulai hilang tergantikan denga kebahagiaan yang menyinari.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar